Duka Warnai Idul Adha Pengungsi Merapi
Seputarindonesia.com,DOA PENGUNGSI, Seorang pengungsi berdoa seusai mengikuti salat Idul Adha di
halaman Stadion Maguwoharjo, Sleman, DI Yogyakarta, kemarin. Suasana duka tampak mewarnai Idul Adha yang digelar di sejumlah posko pengungsi korban letusan Gunung Merapi.
SLEMAN(SINDO) – Duka mewarnai warga lereng Merapi yang merayakan Idul Adha 1431 Hijriah
kemarin.Bahkan,tak sedikit yang berlinang air mata saat berdoa bersama usai salat Id. Suasana ini
seperti terlihat dalam salat Id yang digelar di posko pengungsian Stadion Maguwoharjo, Depok,
Sleman, Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta. Tentrem, 55, misalnya.Warga Desa Umbulharjo, Kecamatan
Cangkringan, mengaku sedih karena teringat anggota keluarganya yang kini tidak bisa merayakan Idhul
Adha bersama-sama karena menjadi korban awan panas.
“Namun, saya tetap bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk beribadah. Setidaknya,masih bisa
terus memanjatkan doa bagi keluarga yang kini tak bersama lagi,” aku Tentrem, sembari sesekali
menitikkan air matanya, seusai salat Id. Adapun Suminah, 42, merasa sedih karena pikirannya masih
tertuju dengan keadaan rumah dan harta benda yang ditinggalkannya ke lokasi pengungsian.
Apalagi, warga Pakem ini sama sekali belum kembali ke rumah, termasuk menengok kebun salaknya
karena takut Merapi meletus lagi.“Tapi ya mau bagaimana lagi. Meski sedih dan nggak bisa tenang,
yang penting saya dan keluarga saya bisa selamat,”akunya. Pelaksanaan salat Idul Adha di Posko
Pengungsian Stadion Maguwoharjo ini dimulai pada pukul 07.00 WIB, dengan iman dan khatib dosen
FISIP UMY Suswanto.Selain diikuti ribuan pengungsi dan para relawan, Bupati Sleman dan ustad Hari Mukti juga mengikuti
salat Id di tempat ini.Salat dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban, yang bertempat di sisi
utara stadion tersebut. Sementara itu salat Id di Lapangan Pasturan atau Lapangan Pemerintah Daerah
(Pemda), Jalan Kartini,Kecamatan Muntilan, Magelang dan di Masjid Sirojuddin, Blabak, terlihat berbeda.
Ribuan jamaah yang mengikuti salat terlihat menggunakan masker karena abu vulkanik masih
menyelimuti wilayah itu.“Meski masih pagi, abu vulkanik beterbangan saat ada mobil maupun kendaraan
roda dua melintas di jalan sekitar lapangan. Jadi, saya memilih memakai masker,”ujar Khamidah,pengungsi di tempat pengungsian Pesantren Muhammadiyah. Sebagian jamaah adalah pengungsi
korban bencana letusan Merapi yang selama ini mengungsi di tempat pengungsian SMU Vanlith, SMU
Kanisius, Pesantren Muhammadiyah, dan Masjid Kauman.
Mereka berasal dari Kecamatan Srumbung, Dukun, dan Sawangan yang dekat dengan Gunung Merapi. Walau masih diwarnai abu vulkanik yang mengganggu dan kondisi lapangan yang agak becek,para pengungsi
terlihat melaksanakan salat dengan khidmat.Mereka khusyuk mengikuti imam dan mendengarkan khotbah
yang disampaikan oleh khatib. Dalam khotbahnya,imam sekaligus khatib salat Id Suratin Rahmad
menyatakan arti pentingnya bersabar dalam menghadapi bencana letusan Merapi oleh pengungsi dan
warga lainnya yang tidak terkena bencana.
Bencana letusan Merapi dan juga bencana lainnya seperti banjir bandang di Wasior dan tsunami di
Mentawai adalah merupakan cobaan dari Allah. Di tempat lain,Ketua Umum PP Muhammadiyah dalam
ceramah Idul Adhadisamping TuguPahlawan Surabaya mengingatkan bahwa rangkaian bencana yang melanda
Indonesia sebagai ujian dari Allah SWT.Dia menyebut, segala bentuk ujian dari-Nya,baik berupa rasa
ketakutan, kelaparan, kedahagaan, harta benda, bahkan ujian berupa nyawa,sudah ada dalam Alquran.
Dia juga mengingatkan bahwa kerusakan apa pun itu dikarenakan ulah manusia. Karena itu, dia
mengajak umat manusia untuk berbenah dan bertobat. Dari Amerika Serikat,Presiden Amerika Serikat
Barack Hussein Obama dan istrinya, Michelle, mengucapkan selamat Hari Raya Idul Adha 1431 Hijriah
kepada muslim di seluruh dunia,termasuk Indonesia.“
Michelle dan saya mengucapkan selamat Hari Raya Idul Adha kepada muslim di seluruh dunia dan
mendoakan keselamatan bagi mereka yang sedang menjalankan ibadah haji,” katanya, sebagaimana
disampaikan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta. Tahun ini, kata Obama, lebih dari 2 juta
jamaah haji yang berasal dari lebih 160 negara–termasuk Amerika Serikat–berkumpul di Mekkah dan
sekitarnya untuk menunaikan ibadah haji dan bersama- sama menjalankan salat.
Pada Hari Raya Idul Adha, umat muslim di seluruh dunia akan memperingati kesediaan Nabi Ibrahim
untuk mengorbankan putranya,Nabi Ismail,dan membagikan makanan kepada mereka yang kurang beruntung.
“Hal ini mengingatkan akan nilai-nilai bersama dan akar yang sama dari tiga agama besar di dunia,”kata Obama.
halaman Stadion Maguwoharjo, Sleman, DI Yogyakarta, kemarin. Suasana duka tampak mewarnai Idul Adha yang digelar di sejumlah posko pengungsi korban letusan Gunung Merapi.
SLEMAN(SINDO) – Duka mewarnai warga lereng Merapi yang merayakan Idul Adha 1431 Hijriah
kemarin.Bahkan,tak sedikit yang berlinang air mata saat berdoa bersama usai salat Id. Suasana ini
seperti terlihat dalam salat Id yang digelar di posko pengungsian Stadion Maguwoharjo, Depok,
Sleman, Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta. Tentrem, 55, misalnya.Warga Desa Umbulharjo, Kecamatan
Cangkringan, mengaku sedih karena teringat anggota keluarganya yang kini tidak bisa merayakan Idhul
Adha bersama-sama karena menjadi korban awan panas.
“Namun, saya tetap bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk beribadah. Setidaknya,masih bisa
terus memanjatkan doa bagi keluarga yang kini tak bersama lagi,” aku Tentrem, sembari sesekali
menitikkan air matanya, seusai salat Id. Adapun Suminah, 42, merasa sedih karena pikirannya masih
tertuju dengan keadaan rumah dan harta benda yang ditinggalkannya ke lokasi pengungsian.
Apalagi, warga Pakem ini sama sekali belum kembali ke rumah, termasuk menengok kebun salaknya
karena takut Merapi meletus lagi.“Tapi ya mau bagaimana lagi. Meski sedih dan nggak bisa tenang,
yang penting saya dan keluarga saya bisa selamat,”akunya. Pelaksanaan salat Idul Adha di Posko
Pengungsian Stadion Maguwoharjo ini dimulai pada pukul 07.00 WIB, dengan iman dan khatib dosen
FISIP UMY Suswanto.Selain diikuti ribuan pengungsi dan para relawan, Bupati Sleman dan ustad Hari Mukti juga mengikuti
salat Id di tempat ini.Salat dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban, yang bertempat di sisi
utara stadion tersebut. Sementara itu salat Id di Lapangan Pasturan atau Lapangan Pemerintah Daerah
(Pemda), Jalan Kartini,Kecamatan Muntilan, Magelang dan di Masjid Sirojuddin, Blabak, terlihat berbeda.
Ribuan jamaah yang mengikuti salat terlihat menggunakan masker karena abu vulkanik masih
menyelimuti wilayah itu.“Meski masih pagi, abu vulkanik beterbangan saat ada mobil maupun kendaraan
roda dua melintas di jalan sekitar lapangan. Jadi, saya memilih memakai masker,”ujar Khamidah,pengungsi di tempat pengungsian Pesantren Muhammadiyah. Sebagian jamaah adalah pengungsi
korban bencana letusan Merapi yang selama ini mengungsi di tempat pengungsian SMU Vanlith, SMU
Kanisius, Pesantren Muhammadiyah, dan Masjid Kauman.
Mereka berasal dari Kecamatan Srumbung, Dukun, dan Sawangan yang dekat dengan Gunung Merapi. Walau masih diwarnai abu vulkanik yang mengganggu dan kondisi lapangan yang agak becek,para pengungsi
terlihat melaksanakan salat dengan khidmat.Mereka khusyuk mengikuti imam dan mendengarkan khotbah
yang disampaikan oleh khatib. Dalam khotbahnya,imam sekaligus khatib salat Id Suratin Rahmad
menyatakan arti pentingnya bersabar dalam menghadapi bencana letusan Merapi oleh pengungsi dan
warga lainnya yang tidak terkena bencana.
Bencana letusan Merapi dan juga bencana lainnya seperti banjir bandang di Wasior dan tsunami di
Mentawai adalah merupakan cobaan dari Allah. Di tempat lain,Ketua Umum PP Muhammadiyah dalam
ceramah Idul Adhadisamping TuguPahlawan Surabaya mengingatkan bahwa rangkaian bencana yang melanda
Indonesia sebagai ujian dari Allah SWT.Dia menyebut, segala bentuk ujian dari-Nya,baik berupa rasa
ketakutan, kelaparan, kedahagaan, harta benda, bahkan ujian berupa nyawa,sudah ada dalam Alquran.
Dia juga mengingatkan bahwa kerusakan apa pun itu dikarenakan ulah manusia. Karena itu, dia
mengajak umat manusia untuk berbenah dan bertobat. Dari Amerika Serikat,Presiden Amerika Serikat
Barack Hussein Obama dan istrinya, Michelle, mengucapkan selamat Hari Raya Idul Adha 1431 Hijriah
kepada muslim di seluruh dunia,termasuk Indonesia.“
Michelle dan saya mengucapkan selamat Hari Raya Idul Adha kepada muslim di seluruh dunia dan
mendoakan keselamatan bagi mereka yang sedang menjalankan ibadah haji,” katanya, sebagaimana
disampaikan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta. Tahun ini, kata Obama, lebih dari 2 juta
jamaah haji yang berasal dari lebih 160 negara–termasuk Amerika Serikat–berkumpul di Mekkah dan
sekitarnya untuk menunaikan ibadah haji dan bersama- sama menjalankan salat.
Pada Hari Raya Idul Adha, umat muslim di seluruh dunia akan memperingati kesediaan Nabi Ibrahim
untuk mengorbankan putranya,Nabi Ismail,dan membagikan makanan kepada mereka yang kurang beruntung.
“Hal ini mengingatkan akan nilai-nilai bersama dan akar yang sama dari tiga agama besar di dunia,”kata Obama.
Sedihnya Rayakan Idul Adha di Pengungsian
Poskota.co.id,BANDUNG (Pos Kota) – Warga Kampung Cieunteung, Baleendah, Kabupaten Bandung, Rabu meneteskan air mata di tempat pengungsian karena tak bisa melaksanakan kurban saat merayakan Idul Adha tahun ini. ” Kami sedih karena tak bisa berkurban. Allah maha tahu kondisi kami yang sedang sedih. Rumah, dan harta lainnya terendam banjir berminggu-minggu,” kata Hilman,67,.Dia mengakui, ratusan warga yang kini tinggal di pengungsian sama sekali tak ada yang korban karena mereka sedang dilanda musibah. Adapun hewan kurban yang disembelih murni merupakan sumbangan dari warga luar yang merasa kasihan ke pengungsi. ” Semua hewan kurban sudah disembelih pihak pantia. Dagingnya sudah dibagikan, namun kami kesulitan menyate karena tempatnya yang tak ada,” ujar dia yang mengungsi di gedung parpol di wilayah Kecamatan baleendah, Kabupaten Bandung.
Kiriman daging kurban, tambahnya sangat banyak, hanya warga belum bisa memasaknya lantaran kesulitan peralatan dan tempatnya sangat tidak mendukung. ” Jika dipaksakanan menyate di pengungsian sudah bisa dibayangkan asapnya. Bisa-bisa asap sate mnyelimut di ruangan gedung pengungsian. Kami masih mencari jalan supaya daging kitu bisa disate. Selama di pengungsian belum pernah merasakan enaknya makan sate,” aku dia lagi.
Warga lainnya, Subagja,50, yang sekaligus panitia kurban, menjelaskan, ratusan warga Cieunteung, yang merupakan korban banjir dan berada di pengungsian melakukan salat Ied di Mesjid At Taqwa. Mereka berdatangan ke mesjid sejak pukul 07.00 menggunakan perahu dari pengungsian menuju mesjid. ” Untung ada perahu, kalau tidak ada mereka tak akan bisa salat ied. ketinggian air masih diatas 80 CM,” katanya. (dono/B)
"Jika diperhatikan dari kedua artikel diatas,memang terlihat sama karna keduanya membahasa topik yang sama.tetapi pada kenyataannya hal itu sangat berbeda,di karenakan artikel pada koran Seputar Indonesia menggunakan tata bahasa yang baik dan baku.karena koran seputar Indonesia di tujukan untuk kalangan menengah ke atas. tetapi lain halnya pada koran Pos Kota yang menggunakan tata bahasa yang cenderung tidak menggunakan EYD.hal itu di karenakan koran Pos Kota di tujukan kepada kalangan menengah ke bawah. hal ini di sesuaikan dengan pembaca,karena si pembaca dari Pos Kota cenderung tidak mau di pusingkan dengan kata-kata yang baku seperti yang di gunakan oleh Seputar Indonesia."