Berdasarkan karakteristiknya, selain sebagai penguat, transistor juga dapat
berfungsi sebagai saklar. Apabila rangakaian transistor sebagai saklar
menggunakan jenis transistor NPN, maka ketika basis diberi tegangan tertentu,
transistor akan berada dalam kondisi ON (Saturasi), besarnya tegangan pada
basis tergantung dari spesifikasi transistor itu sendiri (β, Vcc, dan IC Max).
Terminal Basis akan mengontrol arus yang mengalir dari
Collector ke Emitor. Arus atau
tegangan tertentu yang dihubungkan ke input (terminal Basis) akan menyebabkan
transitor saturasi seperti halnya saklar tertutup seolah-olah terminal Collector dan Emitor terhubung singkat seperti saklar tertutup, akibatnya arus
akan mengalir dari Collector ke Emitor. Pada kondisi ini tegangan Collector-Emitor (Vce) mendekati nol (0 Volt). Sebaliknya jika
tidak terminal Basis tidak diberi arus atau tegangan, maka transistor akan
berada dalam kondisi Cut-Off dan terminal Collector-Emitor terputus seolah saklar terbuka, akibatnya arus
tidak akan mengalir dari Collector ke
Emitor. Dalam kondisi ini tegangan Collector-Emitor akan maksimal (sama
dengan Vcc).
Sebuah transistor NPN mempunyai penguatan (β)
100 kali dan Ic = 20mA. Jika tegangan Vcc = 5 Volt, maka Rb
(Resistor pada Basis) yang dibutuhkan untuk menghasilkan arus Basis agar transitor
menjadi ON adalah:
Diketahui :
Ic = 20 mA = 0,02 A
β = 100
Vbe = 0,6 -
0,7 Volt (Tegangan Basis-Emitor).Tegangan ini nilainya tetap.
Vin = 5 Volt
Ditanyakan :
Nilai
Rb ?
Jawab :
β = Ic/Ib
100 = 20/Ib
Ib = 0,02/100
Ib = 0,0002
A (0,2 mA)
=> Rb
= (Vin - Vbe)/Ib
= (5 - 0,6)/0,0002
= 4,4/0,0002
= 22000 Ohm
= 22 KOhm
0 komentar:
Posting Komentar