Pages

Senin, 03 Mei 2010

Computer Supported Cooperative Work


Istilah Computer Supported Cooperative Work (CSCW) pertama kali digunakan oleh Irene Greif dan Paul M. Cashman pada tahun 1984, pada sebuah workshop yang dihadiri oleh mereka yang tertarik dalam menggunakan teknologi untuk memudahkan pekerjaan mereka..Pada kesempatan yang sama pada tahun 1987, Dr. Charles Findley mempresentasikan konsep collaborative learning-work. Menurut, CSCW mengangkat isu seputar bagaimana aktivitas-aktivitas kolaboratif dan koordinasi didalamnya dapat didukung teknologi komputer. Beberapa orang menyamakan CSCW dengan groupware, namun yang lain mengatakan bahwa groupware merujuk kepada wujud nyata dari sistem berbasis komputer, sedangkan CSCW berfokus pada studi mengenai kakas dan teknik dari groupware itu sendiri, termasuk didalamnya efek yang timbul bail secara psikologi maupun sosial. Definisi yang diajukan mempertegas perbedaan diantara dua konsep ini :
Matriks CSCWSalah satu bentuk umum konseptualisasi sistem CSCW adalah dengan mengamati konteks dari penggunaan sistem tersebut. Contohnya adalah matriks CSCW, yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1988 oleh Johansen; dan juga muncul pada. Matriks dimaksud membagikonteks sebuah "work" ke dalam dua dimensi yakni waktu dan lokasi. Dimensi waktu dibagi menjadi kolaborasi yang dilakukan pada waktu yang bersamaan (sinkron), atau berbeda (asinkron). Dimensi lokasi dibagi menjadi kolaborasi yang dilakukan pada tempat yang sama, atau tempat yang terdistribusi.

Sabtu, 01 Mei 2010

Menciptakan Perpustakaan Pribadi

Menumbuhkan minat membaca bisa dilakukan dengan membuat perpustakaan pribadi di rumah. Tak harus besar,yang penting nyaman dan memiliki desain unik agar Anda dan anggota keluarga tidak merasa bosan.

Namanya perpustakaan pribadi, maka sifatnya pun bisa lebih pribadi. Ini keuntungan memiliki perpustakaan di rumah. Selain itu, desainnya dapat disesuaikan dengan selera kita.

Arsitek Nunung Adywijaya menjelaskan, perpustakaan adalah ruang pelengkap atau tambahan. Artinya, perpustakaan bisa memanfaatkan ruang yang tidak efektif di dalam rumah. Sebaiknya pilih tempat yang sunyi, misalnya ruang yang bersebelahan dengan kamar tidur.

”Secara umum fungsi perpustakaan adalah tempat penyimpanan dan ruang baca buku koleksi. Biasanya perpustakaan menjadi salah satu ruang di mana penghuni rumah dapat melampiaskan hobi di tengah kesibukannya. Umumnya ruang perpustakaan dilengkapi beberapa jenis buku koleksi, meja baca, kursi baca apabila diperlukan, dan lampu baca untuk menunjang kenyamanan di ruang tersebut,” kata Nunung.

Selintas jika Anda perhatikan, membuat ruang perpustakaan memang terlihat mudah. Padahal, sebenarnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, ruang mana yang bakal Anda gunakan untuk perpustakaan. Ini juga berarti Anda harus memerhatikan kondisi luas lahan rumah.

Menurut konsultan arsitektur Widjaja Wardana, ukuran ruang untuk perpustakaan paling minim adalah 6 x 8 meter persegi.Dengan ukuran sebesar itu, Anda dapat menciptakan ruang perpustakaan yang nyaman bagi diri sendiri dan keluarga.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kekuatan struktur. Jika Anda hobi baca buku dan ingin membuat ruang baca atau perpustakaan, sebaiknya pilih tempat dengan struktur bangunan yang kuat. Misalnya, sebut Widjaja, berat buku hampir 800 kilogram diletakkan di sebuah meja atau lemari berkaki empat.

Bila dihitung, tiap kaki meja menanggung 200 kilogram buku. Jika struktur tidak kuat, tentu perpustakaan Anda itu malah akan menjadi ruang hobi yang membahayakan.

Nunung menyebutkan, perhatikan jumlah koleksi buku yang hendak diletakkan di ruang tersebut. Menurut Nunung, jumlah koleksi buku bakal menentukan besaran ruang dan ukuran rak penyimpanan.

Jika koleksi buku yang Anda punya cukup banyak, sudah tentu Anda membutuhkan rak buku yang besar. Berbeda jika koleksi buku yang Anda miliki sedikit, maka rak buku pun dipilih yang kecil. Selanjutnya pengelompokan buku. Karena sifatnya perpustakaan pribadi, maka kelompokkanlah buku berdasarkan kenyamanan pemilik perpustakaan.

Misalnya, sebut Nunung, Anda bisa mengelompokkan buku berdasarkan nama pengarang ataupun jenis bukunya. Cara ini bisa membuat tatanan perpustakaan Anda menjadi lebih rapi.

Selain itu pengelompokan tersebut dapat memudahkan Anda untuk mencari buku yang sedang dibutuhkan dalam keadaan terdesak. Di samping itu, lanjut Nunung, biasanya ukuran besaran ruang juga disesuaikan dengan koleksi buku dan kebutuhan area bacanya. Karenanya, saran Nunung, akan lebih baik apabila ruang perpustakaan dibangun secara terpisah.

Namun, jika rumah tidak terlalu luas, bisa saja perpustakaan digabungkan dengan ruang lain. Namun, biasanya ruangan itu hanya menjadi tempat penyimpanan buku. Ruang yang dapat dimanfaatkan, antara lain area bawah tangga dan pojok ruangan yang bersifat masif. Pertimbangan lain yang wajib diperhatikan saat ingin membuat perpustakaan adalah sirkulasi udara dan cahaya.

Berhubung ruangan ini hendak dijadikan area untuk melakukan aktivitas membaca, maka unsur pencahayaan menjadi hal penting. Untuk menciptakan kenyamanan saat membaca, intensitas cahaya haruslah cukup tinggi. ”

Pencahayaan di perpustakaan secara umum diisyaratkan harus terang, sedangkan pencahayaan tambahan diberikan untuk lokasil-okasi tertentu yang memerlukan penerangan tambahan, misalnya lampu baca seperti jenis lampu TL. Sebab,l ampu jenis ini tidak terlalu panas,” papar Nunung.

Kipas angin bisa mengakibatkan paru-paru basah

Tidur dalam udara panas tentu sangat tidak nyaman, apalagi untuk bayi dan anak-anak. Untuk itulah, kini hampir di setiap kamar tidur tersedia penyejuk udara atau kipas angin agar udara lebih nyaman dan segar. Namun, benarkah tidur memakai kipas ataupun AC bisa membuat anak menderita paru-paru basah?

Menurut penjelasan dr I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, SpA, sebenarnya tidak ada istilah medis untuk penyakit paru-paru basah. "Ini sebenarnya adalah penyakit pneumonia atau radang paru-paru. Namun, penyebabnya juga bukan karena tidur dengan kipas atau AC," papar dokter yang akrab disapa dr Tiwi ini.

Pneumonia merupakan penyakit radang paru-paru dan bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai usia lanjut. Bila pertahanan tubuh sedang rendah, bakteri penyebab pneumonia bisa memperbanyak diri dan menyebabkan penyakit.

Gejala utama pneumonia adalah batuk disertai napas cepat dan sesak napas. Anak dengan kondisi tersebut perlu segera dibawa ke dokter.

Untuk mencegah pneumonia, daya tahan tubuh anak perlu dikuatkan. Bila kondisi tubuh anak terpelihara dengan asupan gizi yang seimbang dan lingkungan bersih, anak akan terhindar dari penyakit ini.

"Boleh saja tidur dengan kipas angin atau AC, tapi sebaiknya jangan langsung diarahkan ke badan anak," saran dr Tiwi. Balita juga perlu mengganti pakaian secara berkala, terutama jika basah oleh keringat dan tidur di ruangan yang dingin.

Lama Menangis, Otak Bayi Bisa Rusak?

Pakar perkembangan anak di Inggris menyarankan para orangtua untuk tidak membiarkan bayi mereka menangis terlalu lama. Pasalnya, bayi yang menangis terlalu lama berisiko mengalami gangguan otak.

Klaim yang memunculkan perdebatan ini disampaikan Dr Penelope Leach dalam buku terbarunya The Essential First Year - What Babies Need Parents to Know. Dr Leach bilang, kajian riset terbaru membuktikan bahwa menangis dalam waktu lama dapat mengganggu pembentukan otak sehingga menimbulkan kesulitan bagi anak dalam belajar di masa hidupnya.

"Ini bukanlah sebuah opini, tetapi fakta bahwa membiarkan anak menangis itu berpotensi menimbulkan kerugian. Sekarang kami mengetahui mengapa hal itu berisiko," ujar pakar yang terkenal dengan bukunya pada 1970 berjudul Your Baby And Child: From Birth To Age Five.

Teori yang disodorkan Dr Leach memang bertolak belakang dengan keyakinan orangtua dan para ahli selama ini bahwa bayi boleh dibiarkan menangis selama 20 menit.  Beberapa pakar perkembangan lain, termasuk "Queen of Routine", Gina Ford—penulis buku The Contented Little Baby Book pada 1999—menyarankan para orangtua untuk menerapkan kebiasaan pada bayi mereka seperti membiarkan menangis hingga terbentuk pola tidur yang teratur.

Namun, Dr Leach mengatakan, bayi yang baru lahir belum memiliki kematangan secara mental untuk "belajar" tidur pada saat yang tepat.

"Bayi yang dibiarkan meronta dalam waktu yang cukup lama memang akan berhenti menangis, tetapi bukan karena ia telah belajar tidur sendiri dengan cara menyenangkan. Melainkan karena kelelahan dan putus asa mencari pertolongan," ungkap Dr Leach.

Lebih jauh Dr Leach menjelaskan bahwa menangis dapat memicu peningkatan produksi hormon stres, yakni kortisol. Dengan menangis dalam jangka waktu lama dan terjadi berulang kali, artinya kortisol yang diproduksi akan banyak sehingga dapat membahayakan otak. "Beberapa ahli saraf menggambarkan hal itu akan menjadi racun bagi otak," ujarnya.

Walau demikian, lanjut Dr Leach, fakta itu bukan berarti bahwa bayi tidak boleh menangis sama sekali, atau orangtua menjadi khawatir kalau anaknya menangis.

"Semua bayi menangis, lebih sering dibandingkan yang lainnya. Bukan berarti menangis adalah hal buruk bagi bayi, tetapi menangis yang tidak mendapatkan respons," paparnya.

Pendapat yang diungkap Dr Leach, yang juga dipublikasi sejumlah media massa Inggris, berbeda dengan hasil penelitian lain yang dipublikasikan bulan lalu. Penelitian tersebut digagas tim dari Murdoch Children's Research Institute, Australia.

Riset tersebut meneliti 225 bayi berusia enam bulan yang mendapatkan intervensi perilaku tidur. Hasil penelitian menunjukkan bayi dalam "kelompok kontrol"—atau mereka yang dibiarkan menangis dalam beberapa waktu tertentu—tidak mengalami dampak buruk baik secara emosional atau perkembangan perilakunya pada saat anak-anak.

Beberapa penelitian lain mengindikasikan bahwa 50 persen orangtua memiliki masalah dengan pola tidur anak-anaknya, dan sering kali akibat problem rumah tangga.

morning sickness bisa jadi keturunan

Anak perempuan yang memiliki ibu yang dilanda mual dan muntah atau morning sickness semasa hamil, beresiko tiga kali lebih besar untuk mengalaminya juga. Demikian menurut studi yang dilakukan para peneliti Norwegia.

Gejala morning sickness biasanya terjadi di trisemester awal kehamilan hingga usia janin 22 minggu. Pada beberapa kasus, mual dan muntah bisa menjadi parah dan mengganggu proses kehamilan. Kondisi ini bisa menyebabkan bayi lahir dengan berat rendah dan kelahiran prematur.

Sebuah studi yang dilakukan sejumlah peneliti dari Norwegian Institute of Public Health, Oslo, menemukan kaitan antara morning sickness dengan faktor keturunan.

Untuk kepentingan studi ini, peneliti mengumpulkan data dari 2,3 juta kelahiran antara tahun 1967 hingga 2006. Mereka melacak insiden hyperemesis gravidarum (mual dan muntah secara berlebihan) pada lebih dari 500.000 ibu dan anak perempuan dan 400.000 ibu dan istri dari anak laki-lakinya.

Diketahui bahwa bila si ibu mengalami kondisi tersebut, anak perempuannya juga beresiko tiga kali lebih besar akan mengalaminya. Sementara itu, risikonya lebih kecil pada menantu dari ibu yang menderita mual dan muntah kehamilan.

"Hyperemesis gravidarum adalah kondisi yang serius dan bisa mengancam kesehatan ibu dan janin. Dengan mengetahui faktor risiko dan penanganan yang tepat, risiko kesehatannya bisa diminimalkan," kata Brad Imler, presiden American Pregnancy Association.

Ia menambahkan, hyperemesis gravidarum terjadi pada 1 dari 100 atau 3 dari 100 kehamilan. Faktor genetik atau keturunan diduga juga menyebabkan kondisi ini. "Hasil penelitian ini menambahkan bukti bahwa faktor keturunan memang berpengaruh," katanya.



sumber.kompas